Batu Sungai
Kemarin kutatap batu, ditepi sungai
bertahan teguh, melawan arus mengalir
entah seberapa lama, ia berpagar
dalam pondasi, lumpur hitam tak berdasar
gemercik riak, menemani dirinya
tegar lantang, berdiri menantang
seolah berkata: teruslah datang, aku akan menang
dan ia tetap tersenyum tenang
Kini, kukembali memandangi
batu sungai,yang kerap dipanggil batu kali
ia roboh, tak berdaya
dihadapan tangan kasar, para kuli
ia dipukuli, ia ditelanjangi
dengan palu, linggis bahkan oleh kendali besi
kudengar ia berbisik lirih
"apa salahku,hingga diriku disiksa dan dipaksa,
untuk menyerah, melawan arus sungai?"
Begitulah batu sungai
terpaksa menyerah kalah,bukan karena seleksi alam
tapi karena pikiran yang berbuah tindakan
makhluk hidup, yang tak berperasaan
cilegon,25/5/2016
bertahan teguh, melawan arus mengalir
entah seberapa lama, ia berpagar
dalam pondasi, lumpur hitam tak berdasar
gemercik riak, menemani dirinya
tegar lantang, berdiri menantang
seolah berkata: teruslah datang, aku akan menang
dan ia tetap tersenyum tenang
Kini, kukembali memandangi
batu sungai,yang kerap dipanggil batu kali
ia roboh, tak berdaya
dihadapan tangan kasar, para kuli
ia dipukuli, ia ditelanjangi
dengan palu, linggis bahkan oleh kendali besi
kudengar ia berbisik lirih
"apa salahku,hingga diriku disiksa dan dipaksa,
untuk menyerah, melawan arus sungai?"
Begitulah batu sungai
terpaksa menyerah kalah,bukan karena seleksi alam
tapi karena pikiran yang berbuah tindakan
makhluk hidup, yang tak berperasaan
cilegon,25/5/2016
Komentar
Posting Komentar