Avatar dan Ideologi Politik


Avatar Legend of Korra dan Ideologi Politik

the_legend_of_korra_wallpaper_1920x1080_06
Setelah manga Naruto dan kisah Doraemon, tahun 2014 diakhiri dengan berakhirnya Avatar: The Legend of Korra.
Di saat long weekend namun jalanan banjir dan macet dimana-mana, satu opsi mengisi liburan yang pas ya maraton nonton. Dan menamatkan kisah Korra sang Avatar setelah Aang ini adalah pilihan tepat.
Jika di Avatar The Last Airbender, seluruh kisah dari book 1 sampai terakhir Aang harus memadamkan kolonialisme yang dilakukan Negara Api. Maka untuk Avatar Korra, tiap book punya musuh yang berbeda-beda. Semua antagonis punya pandangan politis yang berbeda-beda, memang niatnya untuk menciptakan perubahan, namun sayang terlalu ekstrim dan radikal.

BOOK 1: AIR
Amon communism equalist
Setelah berakhirnya Perang Seratus Tahun, Avatar Aang dan Fire Lord Zuko membangun United Republic of Nations dengan Republic City sebagai ibukotanya untuk menampung warga dari keempat negara dalam satu wilayah yang kondusif. Sebut saja ini Amerika Serikat.
Korra yang merupakan reinkarnasi Avatar setelah Aang diceritakan harus pergi ke Republic City untuk belajar pengendalian udara. Namun, di kota yang berdiri patung raksasa monumental Aang bak Patung Liberty ini, muncul gerakan radikal untuk menghapus pengendalian.
Equalists yang dipimpin Amon ini ingin menghilangkan kemampuan pengendalian karena dianggap sering disalahgunakan oleh para pengendali. Amon ingin menciptakan masyarakat yang tanpa superioritas, sebuah masyarakat yang sama rata tanpa adanya perbedaan kelas sosial.
Di dunia nyata, gerakan Equalists ini hampir sama dengan pemberontakan Taiping pada akhir abad ke-19 yang dipimping oleh Hong Xiuquan untuk merebut kekuasaan China.
xxxxx
BOOK 2: SPIRIT
unalak avatar korra
Secara gramatikal, Teokrasi artinya “pemerintahan oleh wakil tuhan”. Teokrasi adalah bentuk pemerintahan yang menjadikan prinsip-prinsip Ketuhanan sebagai pedoman pemerintahan.
Di book 2 ini kita dikenalkan dengan tokoh antagonis Unalaq. Saat pertama muncul, pemimpin dari Suku Air Utara ini digambarkan ga suka dengan perkembangan di Suku Air Selatan yang dianggapnya sudah tidak mengindahkan kultur.
Cita-cita Unalaq adalah untuk merekombinasi dunia fisik dan spiritual yang sebelumnya portal pembuhung kedua dunia ini diputus oleh Wan sang avatar pertama. Dan agar terjadi keseimbangan, Unalaq juga berpandangan harus ada seorang avatar tandingan.
xxxxx
BOOK 3: CHANGE
zaheer avatar korra
Bisa disimpulkan kalau pandangan dari seorang Zaheer adalah: “complete chaos and no world leaders”.
Zaheer adalah pemimpin dari Red Lotus, seorang ahli bela diri yang beranggapan kalau dunia akan lebih baik jika ga ada yang namanya Ordo White Lotus, pemisahan empat negara, dan kehadiran seorang Avatar. Seperti pandangan seorang anarkis, sistem politik yang terstrukturlah yang justru akan menghancurkan masyarakat. Dan kekacauan justru adalah sesuatu yang alamiah.
Setelah kejadian Harmonic Convergen yang membuka kembali portal antara dunia fisik dan spirit, Zaheer mendapat kemampuan pengendalian udara. Sehingga dia bisa meloloskan diri dari penjara berpenjagaan super ketat, dan dengan kemampuannya membebaskan komplotannya. Misi untuk membunuh pemimpin politik berhasil dilakukan pada Ratu Kerajaan Tanah di Ba Sing Se.
Zaheer ini jadi antagonis favorit saya, selain karena pandangan politiknya, wataknya, dan yang paling bikin wah karena kemampuan pengendalian udaranya yang bisa bikin dia terbang leluasa.
Oke, ada benih-benih anarkistis dalam diri saya memang.
xxxxx
BOOK 4: BALANCE
kuvira avatar korra
Kekosongan kekuasaan terjadi di Kerajaan Tanah sepeninggal kematian Sang Ratu. Kuvira yang sebelumnya membantu melawan Red Lotus muncul dan menjadi penanggung jawab sementara mengurus Kerajaan Tanah.
Demi kebaikan Kerajaan Tanah, Kuvira berpikir sistem monarki sudah ga layak digunakan. Sebenernya Kuvira ga jahat-jahat amat, namun langkah yang diambil buat meraih cita-cita untuk mengunifikasi Kerajaan Tanah sungguh salah. Langkah Kuvira nampaknya terlalu berlebihan lewat kepemimpinan tangan dingin dan militerisnya. Apalagi ingin mengambil alih kembali United Republic of Nations ke dalam wilayah Kerajaan Tanah.
xxxxx
Selain keempat musuh utama tadi, ada beberapa tokoh antagonis minor seperti Ratu Kerajaan Tanah Hou-Ting yang jelas-jelas pandangan politisnya monarki. Dan ada juga Varrick seorang opoturnis, bukan penjahat sebenernya, yang menggambarkan tentang Kapitalisme.
Dan untuk sang Avatar sendiri, tentu saja yang dibawanya adalah sistem demokrasi. Amon menawarkan EQUALITY, Unalaq menjungjung tinggi HARMONY, Zaheer memberikan FREEDOM, dan Kuvira membawa PROSPERITY. Dengan catatan mereka membawakannya lewat langkah yang salah. Nah, maka kata-kata yang saya hitamkan tadi terangkum dalam ideologi yang diagung-agungkan hari ini, demokrasi.
Tentu saja ga ada pandangan politis yang benar atau salah, yang ada hanyalah apakah implementasinya merugikan banyak orang atau enggak. Ah konsensus mayoritas, ini ajaran demokrasi.
xx
Referensi:


(sebuah copas dari blog http://arifabdurahman.com/2014/12/28/avatar-legend-of-korra-dan-ideologi-politik/)

Komentar

Postingan Populer