Pesan Sederhana

Hari ini, ya hari ini.
aku kembali merenungi
sebuah pesan
dari ibu.
Meski ini pesan yang telah lalu
tapi kadang masih hadir tiba-tiba dalam
setiap pagiku.
pesan itu sederhana, namun berbekas
dijiwa.
katanya: engkau harus pandai memilih
wanita
karena mereka penuh tipu daya
baik rupa, tapi busuk dalam dada
yang dipikirkan mereka hanyalah harta
dan kepuasan dirinya saja.

Begitu katanya.
Lalu aku bertanya: apakah ibunda wanita
seperti itu jua?
Dijawablah dengan senyuman, sembari
berkata: tanyakan pada ayahanda.
Ayah pun seolah menjawab simpul
senyum istrinya.
Ia berbicara dengan lugas, bahwa ibunda
bukan wanita biasa. Beliau adalah
perempuan yang luar biasa. Sedia disaat
duka, menemani seiring seirama. Saat suka
pun berbagi bersama. Ya, seperti itu yang
aku rasa maupun yang adik-adik kurasa.
Ibu memang hebat. Di usianya yang
kepala lima, tapi masih lincah kemari
kesana. Ya layaknya remaja.
Aku pun kembali bertanya pada ibunda:
lalu wanita seperti apa yang harus kujaga
hatinya?
Beliau kembali tersenyum. "Dia yang sedia
menemani kamu dalam semua kondisi,
dan setia bertahan disisi. Tanpa basa-basi,
karena didasari oleh ketulusan hati. Dia
yang tak menuntut ini itu, karena yakin
bahwa sudah cukup baginya adalah
dirimu. Dia yang rela berfikir bersama,
lalu ikut berjuang serta. Dia yang siap
menjaga, apa yang dititipkan engkau
kepadanya."
Mendengar jawaban dari ibunda, sungguh
aku pusing tak terkira. Apakah wanita
yang disana, memenuhi itu semua? Yang
jelas 1 yang kupegang dari kata-katanya.
Selektif memilih wanita. Karena Rupa
bukanlah segalanya.
Kota Baja, dibawah naungan Rahmat Allah (3 Januari 2013)

Komentar

Postingan Populer