DIALOG IMAJINER: DIMANA BIDADARI SURGA SAYA?



Pada suatu hari ada seorang manusia papa yang sedang bercengkrama dengan para bidadari surga, guna mencari belahan jiwanya. Manusia ini bernama P. Dia berjalan menuju nirwana dan menemui beberapa bidadari disana. Diantaranya T, N, dan D.

P: Wahai bidadari , aku terhentak oleh jelitanya paras dan sikapmu. Apakah kau yang ditakdirkan untukku?
T: Maaf P, sepertinya aku bukan jodoh untukmu. Mungkin kau akan menemui jodohmu setelah ini.
P: Baiklah bidadari , mungkin aku bukan jodohmu. Tapi izinkan aku belajar ikhlas mencintai kepadamu.
T: Baiklah, namun kau harus ingat. Bahwa aku mungkin akan pergi begitu saja, tanpa beban dan rasa penyesalan.
Si P hanya mengangguk. Singkat cerita, 4 tahun pun berlalu dan bidadari T pergi ke negeri antah berantah.P pun melanjutkan perjalanannya menuju nirwana. Ditengah perjalanan ia berjumpa dengan bidadari N.
P: Wahai bidadari, engkau sudah kuamati sejak dahulu. Kau menarik karena senyummu di awal aku memandangmu. Mungkinkah kau bidadariku?
N: Maaf P, aku mau menjadi bidadarimu. Tapi kurasa aku tak terlalu pantas untukmu. Aku khawatir menyakitimu. Bahkan bidadari hanyalah paras rupaku, sementara Iblis bisa jadi jiwaku. Kau juga belum memahami ku, bisa saja kau tak menerima sikapku dimasa lalu.
P: Tak penting bagiku, apa itu masa lalumu. Yang penting, aku ingin kau jadi masa depanku. Berkenankah?
N: Baiklah, namun kau harus ingat. Bahwa aku mungkin akan menyakitimu selalu, mungkin hingga kau merasa jenuh denganku. Karena luka yang terus kuberikan kepadamu.
P: Aku akan belajar sabar untuk itu, wahai bidadariku
Bidadari N pun terbang dan memeluk erat tubuh tirus lelaki itu. Si P hanya tersenyum. Ia hanya membelai lembut rambut bidadari N itu. Waktu pun kian berjalan, meski tampak pelan. Mereka memang punya ikatan, tapi si P selalu menjadi penyakitan. Ia menyimpan segala kekecewaan, memendam seluruh kekesalan. Tak berapa lama, Bidadari N pergi menjauh dari P tanpa kabar yang pasti. Padahal sudah lebih dua tahun, ikatan mereka terjalin. P hanya termenung bingung. Ia baru menyadari, apa yang dimaksudkan oleh N selama ini. Ia merasakan hampa seketika hingga akhirnya si P memandang jauh bidadari D, yang duduk amat jauh dari tempat ia berpijak. Parasnya jelita penuh pesona. Dalam hatinya, ia terus bergumam seolah mengenal diri bidadari itu sebelumnya. Darisana ia berseru kepada bidadari D.
P: Wahai bidadari D, sikapmu anggun.
D: Terimakasih
P: Aku juga menyukai cara bicaramu
D: Terimakasih
P: Aku mencintaimu. Mungkinkah kau bidadari surgaku?
D: Maaf P, kau boleh mencintaiku. Diawal aku juga suka kepadamu, tapi maaf aku sudah berkomitmen. Jadi aku tak mungkin, jadi bidadari surgamu.
P: Apakah artinya aku tak punya harapan untuk itu?
D: :)
P: Baiklah, tapi perkenankan aku mencintaimu sampai batas waktu itu tiba. Aku tidak peduli apakah kau bidadariku atau bukan, tapi aku ingin mencintaimu dengan sederhana apa adanya.
Bidadari D hanya terdiam tak bersuara. Perlahan ia menghilang bersama kabut malam. Sesekali ia muncul, dalam bentuk bayangan. Sementara si P hanya terdiam. Dia duduk bersimpuh seraya menengadahkan kedua tangannya, seolah tak percaya. Ditatapnya dalam-dalam jalanan langit yang masih lurus panjang menjulang, sembari berucap lirih : “Tuhan, Dimana Bidadari Surga Saya?”
Tuhan, ini bidadari saya?

Komentar

Postingan Populer