Catatan Kecil Kita : Sebuah Ikatan

" Kecenderungan 'mapan' dari sudut
pandang wanita, biasanya terkait harta
benda dan status kerja. Sementara
'Mapan' dari sudut pandang lelaki adalah
kedewasaan dan jiwa keibuan.
Kedua sudut pandang ini dipertemukan,
dalam sebuah ikatan Pernikahan atas
nama Sang Rahman. Pada permulaan,
biasanya saling melempar senyuman.
Berharap semua berakhir dalam
kebahagiaan.
Atas nama-Nya pula, dasar-dasar cinta
berada. Istri Setia, Suami Ridha. Sebagai
pedoman membina, sebuah keluarga yang
tahan lama. Hingga masing-masing dari
mereka, menutup mata. Dan kembali
bersua, kekal dalam Alam Nirwana.
# CatatanKecilKita "

Tulisan diatas adalah seuntai status yang saya tulis di FB beberapa minggu yang lalu. Entah mengapa, minggu-minggu kemarin terus-terusan membuat status mengenai hubungan pria-wanita. Tapi, bukan dalam kerangka hubungan yang mainstream seperti pacaran anak muda saat ini alias para ababil. Tulisan status yang saya buat tersebut, lebih ke hubungan 'intim' antara hati pria dan wanita. Jenis hubungan ini kadang kita temui dalam persahabatan, persaudaraan atau hubungan percintaan yang mendalam. Ikatan yang terjalin didalamnya, dapat dibilang tulus : tanpa hasrat ambisi pribadi.
Yang hadir dalam hubungan ini adalah saling pengertian (tanpa mengeyampingkan perhatian), saling menguatkan dan saling memberi dukungan, saran dan masukan. Pengertian pada dasarnya adalah bentuk perhatian yang terbesar. Namun, terkadang sebagian besar dari kita, justru memburu-mencari-bahkan mengemis perhatian. Walhasil dalam sebuah hubungan 'cinta' yang masih labil, timbullah yang namanya perselingkuhan dan pertengkaran.

Mengapa pengertian itu adalah perwujudan dari perhatian terbesar? Sebagian orang lupa, bahwa orang yang pengertian adalah orang yang memperhatikan kondisi kita secara utuh ; gak setengah-setengah. Mereka yang pengertian, mampu memahami karakter kita, karena setiap saat mereka memerhatikan tindak tanduk kita. Tanpa rasa perhatian itu, seseorang mustahil akan pengertian. Pada saat tertentu,orang pengertian akan menjadi pribadi yang teramat perhatian dengan kita. Tapi kadang kita suka 'salah sangka' ;bahwa mereka yang pengertian lalu jadi perhatian , mempunyai 'motif' tertentu. Bahkan mungkin saja ada celetuk dari kita seperti 'Tumben', 'Lebay Ah', 'So Sweet, dari kemarin kemana aja' yang keluar dari tutur kata kita.
Kembali ke topik, bahwa hubungan antara dua insan lain jenis inilah yang saya bahas selama seminggu terakhir itu. Saya sendiri merasa gundah gulana akan rasa-rasa yang berkelebat dalam jiwa. Meski berusaha menahannya, nampaknya saya tak kuat menampung derasnya keinginan untuk tak menuliskannya dalam rekam jejak timeline FB saya. Tapi beruntung, ada seseorang yang sudah dekat dan saya anggap seperti 'kakak kandung' saya sendiri, dalam mengomentari status tersebut dengan bijak. Beliau memberi petuah kepada saya, bahwa "yang cerdas itu sudah banyak, yang shalihah itu masih banyak tapi yang qanaah ity yang agak sedikit". Ya saya pun merenungi maksud perkataan beliau, sampai muncul inspirasi saya untuk menjabarkan dilain postingan saya. ( terimakasih kak kurnia, memberikan inspiradi untuk adikmu ini menulis, hehe)
Terakhir, yang patut digaris bawahi adalah pernikahan itu pasti terjadi. Entah dengan siapa orangnya, Tuhan telah mempersiapkan seseorang yang tepat untuk kita. Tapi memulai persahabatan dan persaudaraan, adalah pilihan kita sendiri. Dengan siapa kita bersahabat, dengan siapa kita bersaudara. Layaknya sebuah idiom lama: Teman tukang parfum, perlahan akan pula berbau parfum juga.
Diujung Lautan Polusi Industri, Januari 2014.

Komentar

Postingan Populer