TRADISI KETIKA LEBARAN MENYAPA



Lebaran datang! Ketika kebanyakan bermudik ria, keluarga saya justru tak melaksanakan kegiatan yang seolah menjadi ritual orang Indonesia di hari raya. Ya meskipun Mama asli orang jawa dan Papa fasih berbahasa sumatera, tapi keluarga besar beliau berdua kebanyakan sudah bertebaran di kota Jakarta metropolitan (saya sendiri cuma sekali mudik ke Sumatra (baca: bukittinggi) di medio tahun 2006-2007). Walhasil, ketika lebaran kami hanya berkunjung ke sanak saudara. Tentu, khusyuknya lebaran tak hilang karena saya tak mudik. Ini semua karena ada beberapa tradisi ‘mudik’ yang selalu hadir disekitar saya.

Oke, saya akan menjabarkan beberapa fakta mengenai tradisi tersebut.
1) Masak Ketupat
Bagi sebagian orang, mungkin akan lebih memilih masak ketupat dengan kompor. Bahkan yang lebih parah lagi, mereka memesan ketupat (alias beli ketupat jadi). Nah di keluarga saya, sedari dulu sudah masak ketupat gak pake kompor alias pake tungku. Prosesnya memang lama, tapi ada keseruan dalam aktivitas itu. (Biasanya kalau dulu saya kecil, suka maenin bara api dalam tungku :D). Harus diakui, ketupat yang dimasak dengan cara tungku lebih ‘awet’ daripada cara kompor (dan ini sudah dibuktikan dalam beberapa kurun waktu terakhir). Ketupat biasa (dimasak dengan kompor) paling lama tahan sampai 10 hari setelah dimasak. Tapi kalau ketupat tungku, bisa 2-3 Minggu :D
2) Sungkeman
Bagi orang jawa, tradisi ini biasanya dilakukan sebagai bentuk penghormatan kita kepada tatanan feodalisme dalam keluarga. Tradisi ini dimulai dari prosesi minta maaf seorang anak/cucu/keponakan kepada para sepuh (eyang/mbah/kakek-nenek). Berhubung karena kami keluarga kecil, maka prosesi ini dimulai dari Saya sebagai anak sulung ke papa mama, lalu dilanjutkan oleh para adik-adik saya (dulu pas eyang masih ada, biasanya eyang menjadi orang pertama yang di sungkem oleh keluarga besar). Percaya atau tidak, tradisi ini amat melekat emosionalnya bagi saya karena seringkali saya berderai air mata.
3) Kue Lebaran
roka roka
Ketika saya SD, mama termasuk orang yang rajin bikin kue lebaran. Biasanya nastar (nanas) dan Castengel (keju). Saya pun turut membantunya. Dan saat menjalani proses ovennya, hmm…. Wanginya bikin perut bergidik. Sayangnya, tradisi ini terhenti pas saya beranjak dewasa (tepatnya SMA). Ya, mungkin karena mama sibuk ngurusin sekolahnya, sehingga tak sempat untuk memolen adonan kue J
Tapi, ada cemilan khas yang saya cari-cari pas lebaran. Namanya roka, bentuknya bulat. Wafer bola coklat ini, dulunya penuh dengan kacang (hingga kadang kacangnya suka nyelip di gigi). Seiring berjalannya waktu, sepertinya produk negara malay ini mengurangi kadar kacangnya (dan juga coklat) sehingga rasanya seperti tak menggigit diawal saya berjumpa :D
Ya, mungkin demikianlah yang bisa saya tuliskan mengenai serba-serbi lebaran kali ini. Semoga kita berjumpa pada lebaran tahun depan J


Komentar

Postingan Populer