AKHIR DARI TUGAS AKHIR



Aaaa….. Akhirnya nulis (lagi). Kali ini judulnya “akhir dari tugas akhir”. Sebelum bicara lebih jauh, ada baiknya bila saya mendeskripsikan makhluk yang bernama ‘tugas akhir’. Tugas akhir adalah sebuah tugas diakhir masa perkuliahan di Politeknik Negeri Jakarta.Kalau di Universitas, biasanya lebih dikenal dengan julukan ‘Skripsi’. Karena anak teknik, biasanya disuruh ngebuat alat atau aplikasi. Nah, kebetulan saya kuliah di Teknik Elektro-Prodi Teknik Listrik, otomatis ya harus berhubungan dengan rumpun aplikasi keilmuan tersebut. Sekadar tambahan,matkul anak listrik biasanya berhubungan dengan rangkaian,rancangan,distribusi tegangan, iluminasi, gambar teknik. Untuk tugas akhir saya ini, dikerjakan secara bersama alias keroyokan. Tugasnya adalah merancang Plant sistem distribusi air berbasis scada. Gunanya ya nantinya dapat dimanfaatkan buat adek-adek kami yang ada di prodi Listrik.
Tugas akhir kali ini, memang agak rumit. Pasalnya banyak pihak yang berinteraksi. Apalagi tugas ini merupakan proyek kampus, jadi mesti bolak-balik berurusan sama birokrat kampus terutama masalah pendanaan (sekadar catatan, proyek ini menghabiskan biaya diatas 100 Juta :D ). Pendanaan ini diusahakan dibantu oleh kampus, sponsor (yang dicari oleh kampus), dan kami Cuma dibebani biaya 2,5 juta/orang.
Laporan Tugas akhir ini dibagi dalam beberapa sub-judul. Kebetulan saya dapat pengaman alias proteksi. Awalnya sih sempat bingung dan bertanya-tanya dalam hati “Mau nulis apaan gue nanti”. Tapi, Semangat pantang mundur pun hadir.Tekad menguat dan Insya Allah pasti ada jalan :D . Dan betul saja, selama proses bimbingan penulisan, dosen pembimbing saya amat murah hati dan tidak sombong dalam membimbing serta mentransfer ilmunya ke mahasiswa bimbingannya. Setelah melewati rasa ketar-ketir dalam pemilihan topik laporan, akhirnya bisa juga saya mengikuti sidang 1. Pilihan sidang 1 ini sebenarnya tak mudah, karena banyak yang milih sidang 2 dengan sebab belum siap mental maupun bahan penulisan. Tapi bagi saya, sidang 1 harus berjalan. Soalnya logika yang saya miliki : kalau sidang 1 gagal, maka masih ada kesempatan sidang 2. 
Sebagai manusia, kita tentu hanya bisa berusaha. Usaha ini hendaknya disertai dengan do’a kepada Sang Pencipta serta restu dari orang-orang terdekat kita (terutama orangtua). Dalam menghadapi sidang inipun demikian. Singkat cerita, restu pun saya minta dari mulai papa, mama, Kak Kurnia, sampai Dek Destina. Semuanya mendo’akan yang terbaik untuk usaha saya itu. Namun ada sedikit kisah pada orang terakhir saya sebut. Ya, dek destina. Mungkin di postingan saya yang lalu, lebih dikenal dengan nama deby. Ternyata dia juga ikut do’ain saya lho (guling-guling girang) :D. Ya meski Cuma do’a, itu cukup berarti dalam mengokohkan mental saya untuk berjuang memaparkan laporan di tengah-tengah para dosen penguji. Kalimat yang saya ingat darinya ketika itu adalah “Kalau misalnya lupa mau ngomong apa, panggil aja deby 3 kali” (om jin kali,pake 3 kali :D).
Akhirnya sampai juga eksekusi sidang 1, sempat nervous di awal pemaparan. Apalagi pas tanya jawab, dihujani pertanyaan yang membingungkan. Tapi Alhamdulillah bisa terjawab, meski agak kelimpungan dalam menjabarkan (mungkin karena lupa manggil deby 3 kali :D). Dan hasilpun keluar, saya mendapat nilai A (Alhamdulillah sesuatu). Langsung seketika pula, saya sujud syukur ketika itu. Karena saya tau, usaha saya itu gak seberapa dan entah mengapa saya merasa ini benar-benar murni campur tangan-Nya. Seusai sidang, sebenarnya tak serta merta saya leyeh-meyeh. Masih ada revisi yang harus diberikan sebagai arsip kampus dan prasyarat mengikuti wisuda J. Terus kalau sudah selesai, siapa yang nemani saya wisuda nanti? (sambil berharap si dia baca J )

Komentar

Postingan Populer